• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONTRASTIF ADVERBIA BAHASA JEPANG TOTEMO DAN ADVERBIA BAHASA INDONESIA SANGAT 日本語の副詞「とても」とインドネシア語の副詞「Sangat」の対照分析 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KONTRASTIF ADVERBIA BAHASA JEPANG TOTEMO DAN ADVERBIA BAHASA INDONESIA SANGAT 日本語の副詞「とても」とインドネシア語の副詞「Sangat」の対照分析 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang dan Permasalahan

1.1.1. Latar Belakang Masalah

Mempelajari bahasa selain bahasa ibu merupakan hal yang sangat penting di

zaman ini. Belajar bahasa asing merupakan bekal untuk melangkah ke dunia

global. Bahasa asing diperlukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa,

selain itu juga berguna untuk membangun jaringan internasional. Seiring dengan

waktu, pembelajar bahasa Jepang juga semakin meningkat. Pembelajar bahasa

Jepang di Indonesia seringkali mengalami kesulitan belajar karena adanya

interferensi bahasa Indonesia pada bahasa Jepang, selain itu kesulitan pembelajar

bahasa Jepang disebabkan perbedaan bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.

Kalimat bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

struktur. Struktur kalimat bahasa Jepang berstruktur SOP sedangkan dalam bahasa

Indonesia adalah SPO atau SPOK. Dipahami bahwa bahasa Jepang dan bahasa

Indonesia memiliki perbedaan. Analisis kontrastif dalam hal ini bertugas untuk

mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam kedua bahasa tersebut.

Hasil yang didapatkan dari analisis kontrastif dapat digunakan sebagai landasan

dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan atau kendala belajar berbahasa,

(2)

Objek kajian yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas kata adverbia.

Adverbia terdapat baik dalam kalimat bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia.

Adverbia merupakan kategori yang dapat mendampingi verba, ajektiva, numeralia,

atau adverbia lainnya (Kridalaksana, 2005: 84). Penggunaan adverbia dalam

berbagai bahasa adalah untuk memodifikasi kata yang dilekati dan menimbulkan

makna yang baru.

Adverbia dalam bahasa Jepang disebut fukushi. Menurut Nitta (2002: 33)

secara garis besar fukushi terbagi menjadi lima jenis, yaitu yootai no fukushi

„adverbia keadaan‟, teido no fukushi „adverbia derajat‟, kekka no fukushi „adverbia

hasil‟, hindo no fukushi „adverbia frekuensi‟, jikan kankei no fukushi „adverbia

hubungan waktu‟. Objek kajian penelitian ini masuk ke dalam jenis teido fukushi.

Beberapa teido fukushi diantaranya adalah sukoshi, takusan, goku, wazukani,

hijou ni, dan totemo. Sama seperti dalam bahasa Jepang, bahasa Indonesia juga

mengenal adverbia yang menerangkan derajat (kualitas). Adverbia derajat

(kualitas) adalah adverbia yang menyatakan tingkatan mutu keadaan atau kegiatan

(Chaer, 2009: 56). Adverbia derajat dalam bahasa Indonesia diantaranya adalah

sangat, amat, sekali, paling, dan lebih.

Beberapa adverbia dalam bahasa Jepang memiliki padanan dengan adverbia

dalam bahasa Indonesia. Seperti diantaranya adverbia bahasa Jepang totemo yang

sepadan dengan adverbia bahasa Indonesia sangat, adverbia bahasa Jepang

sukoshi yang sepadan dengan adverbia bahasa Indonesia sedikit, adverbia bahasa

(3)

yang akan dibandingkan pada penelitian ini adalah adverbia bahasa Jepang totemo

dan bahasa Indonesia sangat.

Berdasarkan uraian diatas adverbia bahasa Jepang totemo dan bahasa

Indonesia sangat memiliki persamaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik

untuk meneliti lebih lanjut kedua adverbia tersebut.

1.1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya masalah yang

diteliti yaitu

1. Bagaimanakah struktur dan makna kalimat yang mengandung adverbia

bahasa Jepang totemo dan bahasa Indonesia sangat?

2. Apakah persamaan dan perbedaan adverbia bahasa Jepang totemo dan

bahasa Indonesia sangat?

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan adverbia bahasa Jepang

totemo dan bahasa Indonesia sangat. Selain itu penelitian ini guna mengkaji

persamaan dan perbedaan yang ada pada adverbia bahasa Jepang totemo dan

bahasa Indonesia sangat. Selanjutnya dari persamaan dan perbedaan yang telah

diperoleh dapat menjadi tambahan referensi dalam pembelajaran bahasa Jepang

(4)

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada adverbia bahasa Jepang totemo dan bahasa

Indonesia sangat. Adverbia bahasa Jepang totemo dan bahasa Indonesia sangat

termasuk ke dalam adverbia intraklausal yaitu adverbia yang berkonstruksi

dengan verba, ajektiva, numeralia, atau adverbia lain. Pembahasan adverbia dari

kedua bahasa akan dikaji pada struktur dan makna dengan data kalimat tunggal

dari masing-masing bahasa yang diambil dari novel-novel berbahasa Jepang dan

Indonesia. Kajian struktur dan makna kalimat tunggal yang mengandung adverbia

bahasa Jepang totemo dan adverbia bahasa Indonesia sangat ini terdapat pada

tataran sintaksis dan semantik.

1.4. Metode Penelitian

Sebuah penelitian dalam pemecahannya tidak terlepas dari metode dan

teknik. Kedua istilah itu disini digunakan untuk menunjukkan dua konsep yang

berbeda tetapi berhubungan langsung satu sama lain. Keduanya adalah “cara”

dalam suatu upaya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah

cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993: 9).

Selain metode dan teknik dalam penyelesaian suatu penelitian sangat

bergantung pada tahap-tahap strategis yang berurutan. Ada tiga tahapan yang

strategis dalam suatu penelitian yang terdiri dari tahapan penyediaan data, tahap

(5)

1. Tahap Penyediaan Data

Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

simak dengan teknik catat (Sudaryanto, 1993: 135). Data yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan kalimat tunggal dalam bahasa Jepang dan bahasa

Indonesia yang memiliki unsur adverbia totemo dan sangat. Perolehan data

berbahasa Jepang diambil dari novel Toshokan Sensou I dan Toshokan Sensou II

karya Arikawa Hiro, novel Kenkyo: Kenjitsu o Mottoo ni Ikiteorimasu karya

Hiyokono Keeki, novel Hyouhaku no Rakujin karya novelis misteri ternama

Uchida Yasuo, serta novel 1Q84 karya novelis Jepang ternama Haruki Murakami.

Sedangkan untuk perolehan data berbahasa Indonesia diambil dari novel best

seller Mimpi Sejuta Dolar, novel Jepang terjemahan best seller The Hunter karya

Asa Nonami, dan Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Pengumpulan data

menggunakan teknik catat yang selanjutnya akan dicatat dalam kartu data dan

selanjutnya berakhir pada pengklasifikasian data secara sistematis.

2. Tahap Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode kontrastif yaitu metode yang digunakan

untuk membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi

perbedaan di antara kedua bahasa (Tarigan, 1992: 4). Perbandingan struktur antara

dua bahasa, B1 dan B2, yang akan dipelajari menghasilkan identifikasi persamaan

dan perbedaan antara kedua bahasa tersebut.

Analisis ini menggunakan metode agih, yaitu metode yang alat penentunya

merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:15). Hal

(6)

Sudaryanto (1993: 31) metode agih memiliki dua tahapan teknik yaitu teknik

dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar sendiri yaitu berisi teknik BUL, teknik

BUL adalah teknik bagi unsur langsung. Disebut demikian karena cara yang

digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi

beberapa bagian atau unsur, dan unsur yang bersangkutan dipandang sebagai

bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun

pirantinya ialah daya bagi yang bersifat intuitif, intuisi kebahasaan, atau lingual,

yang dapat dimengerti sebagai kesadaran penuh yang tidak terumuskan tetapi

terpercaya terhadap apa dan bagaimana kenyataan lingual (Sudaryanto, 1993:

31-32).

Setelah data tersedia langkah selanjutnya adalah data tersebut dianalisis

lebih lanjut dengan teknik lanjutan yaitu teknik delesi atau lesap. Teknik lesap

sendiri adalah teknik analisis yang berupa penghilangan atau pelesapan unsur

satuan lingual data itu akan menghasilkan tuturan berbentuk ABC, ABD, ACD,

atau BCD bila tuturan data semula adalah berbentuk ABCD. Unsur mana pun

yang dilesapkan, unsur yang dimaksud selalulah merupakan unsur yang justru

sedang menjadi pokok perhatian dalam analisis (Sudaryanto, 1993: 41). Selain itu

penulis juga menerapkan teknik superlatif dan teknik parafrasa. Teknik superlatif

adalah teknik yang digunakan untuk membandingkan lebih dari dua kategori,

misal seperti pada contoh berikut ini

Sangat tampan – tampan – tidak tampan

(7)

Sedangkan teknik parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu konsep

dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah maknanya.

Pengungkapan kembali tersebut bertujuan untuk menjelaskan sebuah makna dari

suatu bahasa dengan bentuk bahasa yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, parafrasa merupakan pengungkapan kembali suatu tuturan dr sebuah

tingkatan atau macam bahasa menjadi yg lain tanpa mengubah pengertian

3. Tahap Penyajian Hasil Analisi Data

Hasil analisis data dilakukan secara informal. Hasil analisis yang

disampaikan menggunakan kata-kata biasa dan menggunakan

penjelasan-penjelasan yang mudah dimengerti (Sudaryanto, 1993: 145).

1.5. Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat yang didapatkan dalam penulisan analisis ini, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat teoritis yang didapat dari penelitian ini adalah memberikan

penjelasan mengenai persamaan dan perbedaan adverbia bahasa Jepang totemo

dan bahasa Indonesia sangat. Sedangkan manfaat praktis yang didapat adalah

sebagai tambahan pengetahuan bagi pembelajaran bahasa Jepang dan bahasa

Indonesia. Selain itu penelitian ini menambah pengetahuan pembelajar bahasa

tentang analisis kontrastif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia khususnya

(8)

1.6. Sistematika Penulisan

Agar skripsi ini dapat dengan mudah dibaca dan dipahami maka akan

disusun secara sistematis dalam beberapa bab.

Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang dan permasalahan, tujuan, ruang lingkup,

metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

Bab ini membahas tinjauan pustaka berupa penelitian terdahulu yang juga

membahas mengenai analisis kontrastif dan juga penelitian yang membahas

tentang adverbia totemo yang bermakna sangat dalam bahasa Jepang. Kerangka

teori yang akan dipaparkan pada bab ini mencakup teori yang membahas

mengenai analisis kontrastif, definisi sintaksis, definisi adverbia, definisi adverbia

bahasa Jepang totemo, dan adverbia bahasa Indonesia sangat.

Bab III Pemaparan Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi analisis dari data-data yang telah diperoleh, yang diolah dengan

metode analisis kontrastif dengan menggunakan teknik lanjut yaitu teknik delesi

atau lesap sehingga didapatkan hasil untuk kemudian dilakukan pembahasan

terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.

Bab IV Simpulan

Bab ini memaparkan simpulan yang didapat oleh penulis dari analisis ini dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari uji t dan regresi berganda maka dapat dikatakan bahwa due professional care memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit yang dihasilkan

Adapun perasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimanakah peningkatan keterampilan menceritakan pengalaman siswa kelas VIIE SMPN 5 Negara dengan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak dimasa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai

Sebagian besar usia pernikahan lebih dari 21 tahun memiliki pertumbuhan yang normal dibandingkan dengan usia pernikahan kurang dari 21 tahun, hasil uji statistik (nilai ρ =

Tiga fungsi utama zat gizi dalam makanan bagi tubuh adalah (1) sebagai sumber energi yaitu karbohidrat, lemak, protein yang dapat ditemukan dalam nasi, jagung, dll. (2)

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. ©

Dengan demikian, filsafat ordinary language oleh Wittgenstein lebih menekankan pada aspek pragmatik bahasa, yaitu bagaimana penggunaan suatu istilah atau ungkapan